MAKALAH ILMU
BUDAYA DASAR
(MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN)
NAMA : DHANA EKA SAPUTRA
NPM : 11116911
KELAS : 1KA23
SISTEM
INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penyusun bisa menyusun dan menyajikan Makalah Ilmu Budaya Dasar
ini yang berisi tentang keterkaitan manusia dengan kebudayaan. Tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan
dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
Makalah Budaya Sosial Dasar ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam
penulisan Makalah Budaya Sosial Dasar ini terdapat kesalahan pengetikan dan
kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Bekasi , 18April 2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
............................................................................................................. 2
Daftar Isi
........................................................................................................................ 3
Bab I
Pendahuluan
……………………………………………………………… 4
1.1.
Latar Belakang ………………………………………………………. 4
1.2. Rumusan Masalah
...………………………………….……………… 5
1.3.
Tujuan
Penulisan …..……………………...…………………………. 5
Bab II Pembahasan
.................................................................................................. 6
2.1. Pengertian
Hakikat Manusia ………….…...………………………. 6
2.2. Kepribadian
Bangsa Timur …….……………………………...……. 7
2.3. Pengertian
Kebudayaan …...………………………..……..……….... 8
2.4. Unsur
Kebudayaan ………...………………………………………..... 10
2.5. Faktor
Perubahan Kebudayaan ………...…………………………… 10
2.6. Hubungan Manusia Dengan Kebudayaan ………………………... 11
2.7. Wujud Kebudayaan ………….……………………………………….. 13
2.8. Orientasi Nilai Kebudayaan ………………………………………… 14
Bab III Penutup ………………………….…………………………………………... 15
3.1.
Kesimpulan ………………………………...………………………….. 15
REFERENSI …………………………………………………………………………...…
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia memiliki jenis kebudayaan yang beragam. Di setiap daerah
memiliki adat istiadat yang berbeda pula oleh karena itu manusia dan kebudayaan
adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan karena dimana kita tinggal disitu
pula terdapat kebudayaan.
Manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan satu sama lain.
Setiap manusia memiliki kebudayaan yang berbeda beda sesuai dengan
lingkungannya, walaupun demikian hal itu tidak menjadi hambatan. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan perbedaan kebudayaan seperti faktor lingkungan, alam,
dan manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya seiring dengan
berkembangnnya teknologi informasi.
Masih banyak yang belum dipaparkan secara jelas dan terperinci. Berdasarkan
berbagai pertimbangan tersebut maka dalam penyusunan tugas ini, penulis memilih
judul “MANUSIA DAN KEBUDAYAAN”
Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan YME ciptaan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikanya secara turun
temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari
kegiatan-kegiatan yang sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tentunya manusia perlu beradaptasi
dengan keadaan lingkungan hidup di sekitarnya karena itu merupakan tahap awal
pembelajaran untuk dapat menjadi pribadi yang berkualitas. Dimulai dari
pemahaman tentang norma dan nilai yang berlaku sampai kepada ilmu pengetahuan
yang luas.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang
terkandung dalam makalah ini meliputi:
1. Pengertian Manusia dan Hakekat manusia
2. Apa
saja unsur-unsur yang membangun manusia?
3. Bagaimanakan
kepribadian bangsa Timur?
4. Apa
yang dimaksud dengan kebudayaan?
5. Apa
sajakah unsur-unsur kebudyaan?
6. Bagaimanakah
kaitan manusia dengan kebudayaan?
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan
untuk memenuhi tugas dan juga sebagai pembelajaran bagi penulis.
Disamping itu, penulisan makalah ini juga diharapkan untuk dapat lebih memahami
tentang hubungan antara manusia dan kebudayaan serta kaitan nya dengan budaya
bangsa timur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengetian Hakikat Manusia
Hakikat
manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia.
Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ”
dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan
” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam
membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia
dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi
kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
Pada
dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci
mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.
1.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk
Individu
Manusia
sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan
manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya
untuk selalu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang
dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan dengan
perkembangan kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang ada pada dirinya.
Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya
guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya.
2.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup
tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup
bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini
sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon,
yang berarti selain sebagai makhluk individu.
Manusia
juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain.
Pada zaman purba, ketika kebutuhannya belum lengkap. Manusia sering memenuhi
kebutuhannya dengan membuat dan mencari sendiri. Namun dengan semakin meningkat
kebutuhan hidupnya, manusia membutuhkan orang lain untuk mendukung
kehidupannya. Pada perkembangan secara lebih luas dan kompleks, manusia
membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan
negara.
2.2. Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian
diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan sifat atau karakter
seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan
sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian
dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Kepribadian bangsa timur pada umumnya
merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat
toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam
mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi
mereka duduk sambil memegang poster protes dan di Negara Thailand, mereka
berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian
bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam
bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang
mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya
masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata
dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak
boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu
suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal
tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa
timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi.
Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan
bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang
bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki
kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada
adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa
timur.
Misalnya
bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian
khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan
tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong. Terbuka dengan
negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh bangsa timur.
2.3. Pengertian Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi
atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang
kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang
berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang
di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat
manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda.
Koentjaraningrat
mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil
kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar
dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan
cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara lebih jelas dapat diuraikan
sebagai berikut:
1.
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan
dihasilkan manusia, yang meliputi :
a.
Kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi
benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan
lain-lain.
b.
Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua
hal yang tidak
dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu
pengetahuan, dan sebagainya.
2.
Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis),
melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3.
Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Tanpa masyarakan kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan.
Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia dapat mempertahankan
kehidupannya.
2.4. Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur
kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan
universal tersebut adalah :
1. Kesenian
2. Sistem teknologi dan peralatan
3. Sistem organisasi masyarakat
4. Bahasa
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem religi
Pada
jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar,
faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di
negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat
antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan
budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus
mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak
muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri.
2.5. Faktor Perubahan Kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan sendiri adalah adanya
ketidak sesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga
terjadilah keadaan yang ti- dak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.
Perubahan
kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang
mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi
2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1.
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari
masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya Perubahan
penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi., Konflik yang terjadi di
dalam masyarakat serta Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan
perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.
2.
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar
masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan
kebudayaan, yang diantaranya: Peperangan, Perubahan alam dan Pengaruh budaya
lain seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang masih
terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan budaya yang lama sama
sekali (Asimilasi).
2.6.
Hubungan Manusia
dengan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia
dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan
tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia.
Di
dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksud-
nya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika
manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan :
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor
kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau.
Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak
laki-laki yang melamar.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang
berbeda
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di
kota dengan seorang anak yang
di
besarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan
diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap
percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value ).
3. Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas
sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal,
ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan
kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara mereka bergaul.
2.7.
Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Wujud Gagasan
Budaya dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan
tempatnya ada dalam alam pikiran tiap warga pendukung budaya yang
bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto. Sistem gagasan yang telah
dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya sejak dini sangat menentukan
sifat dan cara berpikir serta tingkah laku warga pendukung budaya tersebut.
Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan
berbagai
hasil karya manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir dan pola tingkah laku.
Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
2. Wujud Perilaku (Aktivitas)
Budaya
dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini
bersifat konkrit dapat dilihat dan didokumentasikan (difoto dan difilm).
Contoh:
Petani sedang bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai, orang
sedang berbicara dan lain-lain. Masing-masing aktivitas tersebut berada dalam satu
sistem tindakan dan tingkah laku.
3. Wujud Benda Hasil Budaya
Semua
benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan
dalam wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh: bangunan megah
seperti piramida, tembok cina, menhir, alat rumah tangga seperti kapak.
2.8.
Orientasi Nilai
Budaya
Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai
budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam
fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling
berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan
merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa
yang ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu
mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman
yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang,
malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah
sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai
tersebut merupakan wujud ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat pula dikatakan
bahwa sistem nilai budaya suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional dari
kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu
warga masyarakat itu.
Sementara
itu Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka Kluckhohn di atas untuk
menganalisis masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan menunjukkan titik –
titik kelemahan dari kebudayaan Indonesia yang menghambat pembangunan nasional.
Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan mutu, mentalitas suka
menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin
murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia di ciptakan pada
hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia harus
berinteraksi untuk mencapai kebutuhannya dengan adanya interaksi kita akan
terjalin hubungan silaturahim dengan orang lain dan mengenal kepribadian satu
sama lain seperti kepribadian bangsa timur yang identik dengan tepo seliro atau
tingkat toleransi yang tinggi dan sebagainya.
Di setiap daerah pun memiliki
budaya yang berbeda beda. Kita sebagai manusia tidak dapat terlepas dari
kebudayaan karena dimana kita tinggal disitu pula terdapat kebudayaan.
Kebudayaan sendiri memiliki wujud dan orientasi nilai budaya.
REFERENSI
http://katsuyuki89.blogspot.com/2013/05/kepribadian-bangsa-timur.html
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ibd-pengertian-kebudayaan/
https://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/
http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ibd-pengertian-kebudayaan/
https://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/
http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
https://parkjiyoung.wordpress.com/2013/01/07/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/
http://aghamisme.blogspot.com/2012/10/pengertian-kebudayaan-dan-wujud.html
