Pembahasan dan contoh kasus
Audit
Sistem Informasi Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Dengan Domain Monitor and
Evaluate) Pada PT. Samudera Indonesia Tbk
ABSTRAK
PT. Samudera Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
logistik meliputi seluruh wilayah Indonesia dan mengjangkau ranah
internasional. Perusahaan ini membagi portfolio bisnisnya menjadi 4 lini
bagian, yaitu Samudera Shipping (bisnis pelayaran), Samudera Agencies (bisnis
keagenan), Samudera Logistics (bisnis logistik), dan Samudera Terminal (bisnis
pelabuhan) guna menghadirkan layanan jasa transportasi dan logistik terpadu,
salah satu kantor cabang di Surabaya melayani di bidang keagenan.
Bagi sebuah perusahaan yang besar dengan proses bisnis dengan kompleksitas tinggi dan dibantu dengan teknologi informasi, perusahaan harus mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tujuan bisnis yang ingin dicapai. Investasi terhadap teknologi informasi yang sudah diterapkan, belum memberikan jaminan yang pasti bagi perusahaan. Ada faktor lain yang harus diperhatikan, tidak hanya berfokus pada penggunaan aset teknologi informasi, melainkan perusahaan harus berfokus pada pemantauan, pemeliharaan, pengelolaan dan adanya jaminan bahwa perusahaan mematuhi peraturan terkait teknologi informasi yang berlaku.
Oleh sebab itu, peneliti menggunakan domain Monitor and Evaluate, untuk mengukur tingkat kedewasaan dari teknologi informasi perusahaan berdasarkan proses pemeliharaan, pengelolaan dan sejauh mana PT. Samudera Indonesia Tbk mematuhi peraturan hukum dalam teknologi informasi yang berlaku dan persyaratan eksternal lainnya.
Bagi sebuah perusahaan yang besar dengan proses bisnis dengan kompleksitas tinggi dan dibantu dengan teknologi informasi, perusahaan harus mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tujuan bisnis yang ingin dicapai. Investasi terhadap teknologi informasi yang sudah diterapkan, belum memberikan jaminan yang pasti bagi perusahaan. Ada faktor lain yang harus diperhatikan, tidak hanya berfokus pada penggunaan aset teknologi informasi, melainkan perusahaan harus berfokus pada pemantauan, pemeliharaan, pengelolaan dan adanya jaminan bahwa perusahaan mematuhi peraturan terkait teknologi informasi yang berlaku.
Oleh sebab itu, peneliti menggunakan domain Monitor and Evaluate, untuk mengukur tingkat kedewasaan dari teknologi informasi perusahaan berdasarkan proses pemeliharaan, pengelolaan dan sejauh mana PT. Samudera Indonesia Tbk mematuhi peraturan hukum dalam teknologi informasi yang berlaku dan persyaratan eksternal lainnya.
Kata Kunci: Audit Sistem Informasi, COBIT 4.1, Monitor and Evaluate
1.PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat, membuat kedua hal tersebut saling berpadu menjadikan sebuah teknologi informasi yang membantu pekerjaan manusia. Dalam bidang teknologi informasi, khususnya dalam dunia bisnis, hal ini sangat diandalkan untuk menjalankan proses bisnisnya. Salah satunya, perusahaan memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk menjadikan sistem informasi yang terintegrasi dan dapat diakses secara langsung oleh karyawan, sehingga dengan adanya sistem informasi tersebut pengerjaan operasional bisa terbantu.
Selain penerapan TI, perusahaan memerlukan proses pengontrolan terhadap sistem informasi yang diterapkan, yaitu dengan memanfaatkan audit sistem informasi sesuai standar Control Objective for Information and related Technology (COBIT), yang dikeluarkan oleh organisasi bernama Information System Audit and Control Association (ISACA) pada tahun 1992. COBIT juga memiliki model kematangan (Maturity Model) yang digunakan untuk mengetahui posisi kematangannya saat ini dan secara terus menerus serta berkesinambungan harus berusaha untuk meningkatkan levelnya sampai tingkat tertinggi agar aspek pengelolaan (governance) terhadap TI dapat berjalan secara efektif.
PT.
Samudera Indonesia Tbk., yang memiliki kantor cabang di Kota Surabaya merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa yaitu, shipping agency. Selama ini, perusahaan
telah mengimplementasikan sistem Open Ticket Request System (OTRS) untuk
mengetahui permasalahan TI yang terjadi. Cara kerja sistem tersebut, yaitu staf
TI maupun staf biasa yang menemui kendala yang berkaitan langsung dengan sistem
informasi atau infrastruktur jaringan (semua bagian dari critical assets) yang
dikelola oleh perusahaan, dapat melaporkan masalah tersebut melalui sistem
OTRS. Sistem tersebut memiliki daftar kendala yang biasa dialami oleh staf,
beserta dengan besaran biaya yang dicantumkan sesuai masalah yang ditangani
oleh staf TI. Namun, sistem tersebut belum memiliki standar yang jelas atau
ukuran yang formal mengenai pelaporan kinerja TI, salah satunya,kinerja staf TI
dinilai ketika ada setiap laporan permasalahan dari staf terkait penggunaan TI
dalam perusahaan.
Oleh sebab itu, PT. Samudera Indonesia Tbk. memerlukan adanya pengontrolan atau audit sistem informasi, untuk mengawasi dan mengevaluasi seluruh aset TI yang digunakan oleh staf perusahaan, sehingga penulis menggunakan metode audit sistem informasi dengan framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain Monitor and Evaluate. Domain ini menitikberatkan pada proses pengawasan dan evaluasi yang ditujukan untuk solusi TI pada perusahaan dan seluruh proses bisnis yang diterapkan, sehingga ada standar penilaian secara umum bagi perusahaan.
Oleh sebab itu, PT. Samudera Indonesia Tbk. memerlukan adanya pengontrolan atau audit sistem informasi, untuk mengawasi dan mengevaluasi seluruh aset TI yang digunakan oleh staf perusahaan, sehingga penulis menggunakan metode audit sistem informasi dengan framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain Monitor and Evaluate. Domain ini menitikberatkan pada proses pengawasan dan evaluasi yang ditujukan untuk solusi TI pada perusahaan dan seluruh proses bisnis yang diterapkan, sehingga ada standar penilaian secara umum bagi perusahaan.
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 COBIT 4.1
COBIT (Control Objective
for Information and Related Technology) merupakan kerangka dari best of
practices manajemen teknologi informasi (TI) yang membantu organisasi untuk
memaksimalkan keuntungan bisnis, serta dapat membantu auditor, user dan
manajemen mengelola resiko bisnis dan masalah-masalah teknis dalam organisasi.
Framework COBIT disusun oleh Information System Audit and Control Association
(ISACA) dan IT Governance Institute (ITGI) . COBIT dapat digunakan untuk
mengukur level kedewasaan (maturity level) dalam proses TI dan mengukur
kesesuaian antara kebutuhan bisnis dan tujuan TI dalam organisasi. Domain COBIT yang digunakan
oleh peneliti, yaitu: 1. ME 1
(Monitor and Evaluate IT Performance)
Domain ME 1 menjelaskan mengenai kebutuhan proses pemantauan terhadap kinerja manajemen TI dalam perusahaan yang efektif. Proses ini mencakup indikator kinerja, mendefinisikan hal-hal yang relevan, pelaporan yang sistematis dan tepat waktu, dan cepat bertindak atas penyimpangan. Pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa hal yang benar dilakukan dan sejalan dengan arah dan kebijakan yang telah ditetapkan.
2. ME 2 (Monitor and Evaluate Internal Controls)
Domain ME 1 menjelaskan mengenai kebutuhan proses pemantauan terhadap kinerja manajemen TI dalam perusahaan yang efektif. Proses ini mencakup indikator kinerja, mendefinisikan hal-hal yang relevan, pelaporan yang sistematis dan tepat waktu, dan cepat bertindak atas penyimpangan. Pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa hal yang benar dilakukan dan sejalan dengan arah dan kebijakan yang telah ditetapkan.
2. ME 2 (Monitor and Evaluate Internal Controls)
Domain ME 2 menentukan
program pengendalian internal dan proses monitoring untuk TI perusahaan. Proses
ini meliputi pemantauan dan pelaporan kontrol, ulsan dari hasil penilaian diri
dan pihak ketiga. Manfaat utama dari pemantauan pengendalian internal adalah untuk
memberikan keyakinan yang berkaitan dengan operasi yang efektif dan efisien
serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3. ME 3 (Ensure Compliance with External Requirements)
3. ME 3 (Ensure Compliance with External Requirements)
Domain ME 3 menjelaskan
mengenai kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang dan peraturan persyaratan
kontrak. Proses ini meliputi identifikasi persyaratan kepatuhan, mengoptimalkan
dan mengevaluasi respon, memperoleh jaminan bahwa persyaratan telah dipenuhi
dan pada akhirnya, mengintegrasikan pelaporan kepatuhan TI dengan bisnis
4. ME 4 (Provide IT Governance)
4. ME 4 (Provide IT Governance)
Domain ME 4 mempunyai
tujuan memberi kepastian pada perusahaan apakah investasi kebutuhan TI sesuai
dengan strategi bisnis yang sudah diterapkan. Selain itu, domain ini
menjelaskan mengenai pembentukan kerangka kerja pengelolaan teknologi informasi
yang efektif untuk mencapai strategi tersebut.
2.2 Control Practices
COBIT memiliki standar
control practices yang digunakan sebagai pengukur bagi sebuah organisasi. Dari
domain monitor and evaluate yang digunakan oleh peneliti, memiliki control
practices, antara lain:
1. ME 1 (Monitor and
Evaluate IT Performance)
- ME 1.1 Monitoring Approach
- ME 1.2 Definition and Collection
of Monitoring Data
- ME 1.3 Monitoring Method
- ME 1.4 Performance
Assessment
- ME 1.5 Board and Executive
Reporting
- ME 1.6 Remedial Actions
2. ME 2 (Monitor and
Evaluate Internal Controls)
- ME 2.1 Monitoring of Internal
Control Framework
- ME 2.2 Supervisory Review
- ME 2.3 Control Exception
- ME 2.4 Control
Self-assesment
- ME 2.5 Assurance of Internal
Control
- ME 2.6 Internal Control at Third
Parties
- ME 2.7 Remedial Actions
3. ME 3 (Ensure Compliance
with External Requirements)
- ME 3.1 Identification of External
Legal, Regulatory and Contractual Compliance Requirements
- ME 3.2 Optimisation of Response to
External Requirements
- ME 3.3 Evaluation of Compliance
With External Requirements
- ME 3.4 Positive Assurance of
Compliance
- ME 3.5 Integrated Reporting
4. ME 4 (Provide IT
Governance)
- ME 4.1 Establishment of an IT
Governance Framework
- ME 4.2 Strategic Alignment
- ME 4.3 Value Delivery
- ME 4.4 Resource Management
- ME 4.5 Risk Management
- ME 4.6 Performance
Measurement
- ME 4.7 Independent Assurance
2.3 Maturity Model
Tingkat kedewasaan memiliki
peranan sebagai pengukur seberapa matang proses TI yang sudah diterapkan oleh
perusahaan. Penerapan yang tepat pada tata kelola TI di lingkungan perusahaan,
tergantung pada pencapaian tiga aspek kedewasaan (maturity), yaitu kemampuan,
jangkauan dan kontrol. Dampak dari peningkatan maturity akan mengurangi risiko
dan meningkatkan efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan
meningkatkan kuantitas proses yang dapat diperkirakan kualitasnya, serta
mendorong efisiensi biaya terkait dengan penggunaan sumber daya TI. Tingkat
kemampuan pengelolaan TI berdasarkan kerangka kerja COBIT 4.1., memiliki level
kedewasaan dengan skala dari level 0 sampai level 5, antara lain:
- Level 0 Non-existent perusahaan
tidak mengetahui dan tidak memahami proses teknologi informasi yang harus
dilakukan.
- Level 1 Initial: pada level ini,
secara keseluruhan manajemen TI belum diatur dengan baik. Terdapat bukti
bahwa perusahaan telah mengetahui proses-proses pengendalian sistem.
Walaupun tidak ada proses yang sesuai standar, ada pendekatan secara ad
hoc dan hanya diterapkan pada case tertentu saja.
- Level 2 Repeatable: proses yang
telah dilakukan sampai tahap, yaitu untuk prosedur yang sama dilakukan
oleh orang yang berbeda didalam melakukan tindakan yang sama. Tidak
terdapat pelatihan resmi atau koordinasi mengenai prosedur standar dan
tanggung jawab standar yang diberikan kepada setiap personel.
- Level 3 Defined: proses yang
dilakukan telah memiliki standar dan perusahaan mendokumentasi yang telah
dikomunikasikan melalui pelatihan, sehingga memaksa setiap personel atau
staf untuk mengikuti prosedur dan meminimalkan kejadian penyimpangan.
Prosedur yang ada, masih dinilai tidak memuaskan.
- Level 4 Managed: proses yang
dilakukan berada dalam peningkatan yang konsisten dan mengarah pada
tujuan, serta memungkinkan untuk melakukan pengawasan dan mengukur tingkat
kesesuaian dengan prosedur. Apabila proses yang dijalankan tidak berjalan
efektif, akan diambil tindakan.
- Level 5 Optimised: secara
keseluruhan dari proses yang ada, telah mencapai tingkat best practices,
dan didasarkan pada hasil pengembangan secara kontinu, serta membandingkan
pemodelan maturity dengan organisasi atau perusahaan lain. Proses TI yang
diterapkan dapat digunakan terintegrasi untuk membuat sistem alur kerja
yang lebih otomatis. Penyediaan atau pengadaan perangkat untuk
meningkatkan efektivitas dan kualitas yang membuat perusahaan lebih cepat
beradaptasi.
3. METODE PENELITIAN
3.1 PT. Samudera Indonesia
Tbk
PT.
Samudera Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa atau
pelayanan transportasi kargo dan logistik terpadu bagi pelanggan domestik dan
internasional. Awalnya, perusahaan didirikan oleh Soedarpo Sastrosatomo, yang
mulai merintis usaha di bidang keagenan pelayaran pada tahun 1953. Perusahaan
kemudian berkembang dan resmi berstatus sebagai sebuah perusahaan pelayaran
dengan nama PT. Samudera Indonesia pada tahun 1964, dan mampu bertahan hingga
kini, serta berpusat di Ibu Kota Jakarta.
Perusahaan
membagi portofolio bisnisnya ke dalam 4 lini bisnis. Keempat lini bisnis
tersebut antara lain, Samudera Shipping (bisnis pelayaran), Samudera Agencies
(bisnis keagenan), Samudera Logistics (bisnis logistik), dan Samudera Terminal
(bisnis pelabuhan) guna menghadirkan layanan jasa transportasi dan logistik
terpadu [1]. Salah satu anak perusahaannya yang bergerak di bidang keagenan
terdapat di Surabaya, berlokasi di Perak Barat No. 400, Surabaya, Jawa Timur.
Proses
bisnis yang dijalankan pada kantor di Surabaya, yaitu customer yang akan
mengirim suatu barang dalam jumlah besar, akan dilayani oleh staf Sales.
Setelah pendataan barang dan informasi dari customer didapatkan, maka staf
sales akan mengkonfirmasikan semua data yang didapat kepada staf customer
services dan staf financial. Staf customer services akan mendata ulang secara
lengkap jenis pengiriman barang, seberapa banyak barang yang akan dikirim,
berapa lama perkiraan barang akan sampai ke tempat tujuan dan memberikan
informasi bagaimana customer dapat melakukan tracking terhadap barangnya yang
dikirim. Sedangkan untuk staf financial, akan mengecek apakah customer tersebut
memiliki riwayat pengiriman sebelumnya atau tidak. Jika belum ada, akan
dibuatkan akun baru sesuai dengan identitas customer. Staf financial juga akan
menetapkan harga pengiriman barang berdasarkan jarak lokasi pengiriman, total
berat barang yang akan dikirim, dan setelah data total pembayaran terhitung
nominalnya, akan diserahkan kepada staf sales untuk disampaikan kepada customer.
3.2 Visi, Misi, Target, dan Strategi PT. Samudera
PT. Samudera Indonesia memiliki visi, yaitu Global Connectivity to meet people’s need, yang berarti perusahaan memiliki tujuan menghubungkan secara global untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Selain visi yang telah disebutkan diatas, PT. Samudera Indonesia memiliki misi, yaitu:
3.2 Visi, Misi, Target, dan Strategi PT. Samudera
PT. Samudera Indonesia memiliki visi, yaitu Global Connectivity to meet people’s need, yang berarti perusahaan memiliki tujuan menghubungkan secara global untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Selain visi yang telah disebutkan diatas, PT. Samudera Indonesia memiliki misi, yaitu:
- Menyediakan layanan jasa
transportasi untuk memenuhi kebutuhan distribusi barang dari dan ke
seluruh Indonesia maupun Internasional.
- Senantiasa memastikan pertumbuhan
bisnis yang berkelanjutan seraya memberikan nilai tambah bagi pemegang
saham.
- Berkontribusi positif terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan memberikan solusi logistik yang
efisien.
- Turut berperan serta dalam
menciptakan lapangan kerja dan membangun kompetensi sumber daya manusia di
Indonesia.
Sesuai dengan
visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan, maka target perusahaan untuk ke
depannya, yaitu berusaha menyediakan layanan berkualitas tinggi dalam
transportasi barang dan logistik untuk konsumen, serta untuk mencapai target
tersebut, perusahaan memiliki strategi, antara lain:
- Memberikan pelayanan yang terbaik
untuk pelanggan di setiap lini bisnis perusahaan.
- Meningkatkan investasi di sarana
pendukung kegiatan logistik seperti pusat layanan peti kemas, gudang, truk
dan heavy-lift equipment.
3.3 Metode Audit Sistem
Informasi
Dalam melaksanakan audit
sistem informasi, penulis menerapkan metodologi yang diterapkan sesuai dengan
metodologi yang dianjurkan oleh IT Assurance Guide: Using COBIT. Dasar untuk
melaksanakan metodologi pengumpulan data dalam audit sistem informasi, meliputi
observasi dan wawancara dengan pihak perusahaan. Berikut penjabaran metode
audit yang dilakukan oleh penulis antara lain:
1. Menentukan Audit Resource
Tahap ini bertujuan untuk
mengumpulkan sumber data atau dokumen yang diperlukan untuk proses audit sistem
informasi, menghubungi narasumber yang berkaitan dengan pengelolaan atau
monitor aset-aset TI dalam perusahaan, untuk meminta kesediaan mengisi
kuisioner, melakukan wawancara mengenai kondisi TI perusahaan, dan menyamakan
pendapat berdasarkan data yang sudah diperoleh.
2. Evaluasi Kontrol
2. Evaluasi Kontrol
Tahap selanjutnya ditujukan
untuk mengetahui apakah seluruh kontrol (seluruh peraturan, standar prosedur,
dan strukur organisasi) yang sudah diterapkan dapat memenuhi standar
berdasarkan COBIT 4.1. Apabila kontrol yang sudah ada, dapat dipenuhi secara
efektif sesuai dengan standar COBIT tersebut, maka kontrol dapat digunakan
sebagai standar untuk pengukuran tahap berikutnya, yaitu evaluasi kesesuaian
antara proses terhadap kontrol. Jika kontrol tersebut tidak memenuhi standar
pengukuran, maka proses berikutnya melalui evaluasi substansi signifikan.
3. Evaluasi Kesesuaian Proses terhadap Kontrol
3. Evaluasi Kesesuaian Proses terhadap Kontrol
Tahap ini dilakukan apabila
kontrol dinyatakan secara efektif mencapai standar ideal yang sesuai dengan
COBIT 4.1. Untuk proses selanjutnya, membandingkan realita yang terjadi di
perusahaan dengan kontrol (peraturan dan standar prosedur), untuk memeriksa
kesesuaian proses sesungguhnya yang telah diterapkan dengan konsisten.
4. Evaluasi Substansi Terbatas
4. Evaluasi Substansi Terbatas
Tahap ini dilakukan apabila
tahap ketiga memiliki kesimpulan yang tidak absolut. Pada dasarnya, tahap
ketiga biasanya sudah dapat diketahui apakah sebuah proses dapat mencapai
target yang sesuai terhadap kontrol. Untuk mengatasi hal tersebut, maka proses
yang tidak dapat di evaluasi secara absolut memerlukan uji substansi dengan
memanfaatkan dokumen proses, kuesioner, dan wawancara terhadap pelaku proses
agar dapat mengambil keputusan. Tahap ini tidak dilakukan dalam seluruh aspek
audit, hanya untuk proses-proses yang memerlukan pengujian lebih lanjut.
5.Evaluasi Substansi Signifikan tahapan ini dilakukan apabila pada tahap kedua, hasil yang diperoleh membuktikan bahwa kontrol tidak dapat mencapai gambaran ideal secara efektif sesuai COBIT. Aspek yang akan diuji merupakan aspek keseluruhan mengenai pengelolaan dan pemeliharaan aplikasi, infrastruktur atau aset TI tanpa melihat apakah kontrol untuk aspek tersebut mencapai nilai yang efektif atau tidak.
6. Pengukuran Level Kedewasaan
5.Evaluasi Substansi Signifikan tahapan ini dilakukan apabila pada tahap kedua, hasil yang diperoleh membuktikan bahwa kontrol tidak dapat mencapai gambaran ideal secara efektif sesuai COBIT. Aspek yang akan diuji merupakan aspek keseluruhan mengenai pengelolaan dan pemeliharaan aplikasi, infrastruktur atau aset TI tanpa melihat apakah kontrol untuk aspek tersebut mencapai nilai yang efektif atau tidak.
6. Pengukuran Level Kedewasaan
Tahap ini memberikan
informasi mengenai level perbandingan antara kondisi ideal yang selalu
dinyatakan dengan level 5 dengan kondisi yang ada di lingkungan perusahaan.
7.Menentukan Kesimpulan dan Rekomendasi
7.Menentukan Kesimpulan dan Rekomendasi
Setelah melalui tahap kedua
hingga tahap keenam, rekomendasi yang dibuat didasarkan pada hasil evaluasi
sesuai control objectives dan memanfaatkan penilaian dari auditor atau staf
ahli professional di bidang ini.
3.4 Langkah Audit Sistem Informasi
3.4 Langkah Audit Sistem Informasi
Langkah-langkah yang
dilakukan dalam proses audit sistem informasi adalah:
- Membuat kuisioner untuk mengetahui
tujuan teknologi informasi (TI) dan survei ke perusahaan untuk menentukan
domain audit yang sesuai dengan permasalahan.
- Melakukan pengumpulan data dengan
metode judgemental sampling, wawancara, observasi, dan kuisioner.
- Memahami strategi dan proses bisnis
yang dimiliki oleh PT. Samudera Indonesia Tbk.
- Melakukan mapping antara tujuan TI
dan proses TI.
- Penentuan aspek yang perlu diukur
tingkat kedewasaan (maturity level) sesuai dengan domain audit (dalam
skripsi ini domain yang digunakan adalah monitor and evaluate).
- Mengukur tingkat kedewasaan
(maturity level) sesuai dengan domain audit.
- Validasi data yang diperoleh
secara internal dan eksternal dengan narasumber.
- Mengambil kesimpulan dan
rekomendasi berdasarkan hasil analisa audit sistem informasi, serta saran
maupun harapan yang diberikan oleh staf IT perusahaan.
3.5 Kondisi Teknologi
Informasi di PT. Samudera Indonesia Tbk.
Jumlah komputer yang dimiliki oleh PT. Samudera Indonesia Tbk., mencapai 50 komputer yang berbasis Windows 7. Semua komputer sudah terkoneksi dengan seluruh aplikasi yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut spesifikasi komputer yang dimiliki oleh perusahaan:
Jumlah komputer yang dimiliki oleh PT. Samudera Indonesia Tbk., mencapai 50 komputer yang berbasis Windows 7. Semua komputer sudah terkoneksi dengan seluruh aplikasi yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut spesifikasi komputer yang dimiliki oleh perusahaan:
- Operating System: Microsoft
Windows 7 Professional 32-bit
- Processor: Intel® Core (TM) i3
CPU
- RAM : 4 Gigabyte (Gb)
- VGA : Intel® High Definition (HD)
Graphic
- HDD : 500 Gigabyte
(Gb)
- Monitor: HP
- Mouse: HP
- Keyboard: HP
4.HASIL
4.1 Audit Awal Teknologi
Informasi
Proses audit awal ini
dilakukan dengan melakukan pengisian kuisioner keseluruhan domain yang terdapat
di COBIT 4.1, hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kondisi TI yang
diketahui oleh staf. Hasil dari kuisioner audit awal (yang berfokus pada domain
Monitor and Evaluate) digunakan sebagai nilai pembanding dengan hasil analisa
kontrol dan analisa evaluasi oleh penulis. Setelah melakukan penyebaran kuisioner kepada staf IT di
perusahaan, berikut hasil olah data kuisioner dari PT. Samudera Indonesia Tbk.,
mengenai keseluruhan domain yang terdapat pada COBIT:
Perhitungan nilai rata-rata
pada Tabel 1 berasal dari nilai yang didapat dari hasil kuisioner yang diisi
oleh pihak perusahaan. Pada kuisioner tersebut, setiap domain mempunyai poin
kontrol yang menjelaskan mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan
dapat dilihat pada grafik Gambar 1.
Gambar 2.
Diagram Hasil Kuisioner AI
Perhitungan nilai rata-rata
pada Tabel 2 berasal dari nilai yang didapat dari hasil kuisioner yang diisi
oleh pihak perusahaan. Pada kuisioner tersebut, setiap domain mempunyai poin
kontrol yang menjelaskan mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan
dapat dilihat pada grafik Gambar 2.
Perhitungan nilai rata-rata
pada Tabel 3 berasal dari nilai yang didapat dari hasil kuisioner yang diisi
oleh pihak perusahaan. Pada kuisioner tersebut, setiap domain mempunyai poin kontrol
yang menjelaskan mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan dapat
dilihat pada grafik Gambar 3.
Perhitungan nilai rata-rata
pada Tabel 4 berasal dari nilai yang didapat dari hasil kuisioner yang diisi
oleh pihak perusahaan. Pada kuisioner tersebut, setiap domain mempunyai poin
kontrol yang menjelaskan mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan
dapat dilihat pada grafik Gambar 4.
4.2 Perbandingan Tingkat Kedewasaan PT. Samudera Indonesia dan Hasil Observasi Lapangan
Dalam uraian tabel 5,
perhitungan nilai tingkat kedewasaan PT. Samudera Indonesia merupakan total
nilai yang didapat pada domain ME saat melakukan audit awal. Sedangkan untuk
kolom selanjutnya, tingkat kedewasaan berdasarkan kegiatan observasi dan
wawancara dari penulis dengan narasumber mengenai evaluasi kontrol, evaluasi
proses, sehingga hasil akhir yang didapat merupakan analisa yang dilakukan oleh
penulis beserta pemberian saran maupun rekomendasi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Secara keseluruhan proses
TI yang ada di PT. Samudera Indonesia sudah dilakukan kegiatan pemantauan dan
evaluasi sesuai dengan prosedur yang ada, namun belum dilakukan dengan sangat
baik dan belum mencapai control practices dari COBIT 4.1.
- Hasil penilaian tingkat kedewasaan
mengenai domain ME1, ME2, ME3, dan ME4, sudah tergolong sesuai prosedur
yang dimiliki, dan dengan hasil perolehan nilai ME1 Monitoring and
Evaluate IT Performance sebesar 4,04; ME2 Monitoring and Evaluate Internal
Control sebesar 3,87; ME3 Ensure Compliance with External Requirements
sebesar 3,74: ME4 Provide IT Governance sebesar 3,91.
- Penilaian tingkat kedewasaan TI
pada PT. Samudera Indonesia yang tergolong kriteria defined, disebabkan
karena perusahaan sudah menerapkan proses TI sesuai dengan prosedur dan
standar yang telah ditentukan, dan sudah disesuaikan dengan model bisnis,
strategi dan tujuan bisnis dari perusahaan.
5.2. Saran
- Kegiatan pemantauan sangat penting
bagi perusahaan untuk mencegah risiko bisnis yang timbul akibat investasi
TI yang tidak sesuai dengan tujuan bisnis dan perlu memperhatikan kerangka
kerja, yang sebaiknya dibuat oleh divisi IT perusahaan sesuai dengan
kebutuhan dan memberikan hasil evaluasi yang dapat menekan pengeluaran
biaya investasi TI, sehingga bersifat realistis serta mematuhi peraturan,
hukum dan regulasi yang berlaku.
- Pertanyaan wawancara dibuat lebih
detail dengan mengarahkan narasumber sesuai topik agar dapat memahami
pertanyaan lebih baik
Daftar Pustaka :
- https://hepiprayudi.files.wordpress.com/2012/06/pengertian-cobit.pdf (1
Nopember 2018 pukul 13.00 WIB)
- https://itgid.org/cobit-5-adalah/ (1
Nopember 2018 pukul 13.30 WIB)
- https://dosenindonesia.wordpress.com/tag/cobit/ (1
Nopember 2018 pukul 14.01 WIB)
- https://www.s-notess.tk/2017/10/cobit-dan-contoh-kasus.html(1
Nopember 2018 pukul 14.30 WIB)
- http://publication.petra.ac.id/index.php/teknik-informatika/article/download/6382/5803 (1 Nopember 2018 pukul 14.33 WIB)
- https://arafarra17.blogspot.com/2018/11/audit-teknologi-sistem-informasi-cobit.html